Ahlan bikum Ya Ramadhan 2010 (Puisi)


Ahlan bikum Ya Ramadhan………………..

Tak terasa hari kian menjelang

Menyisakan iman dan semangat juang

Tuk melewati masa panjang

Yang bersemayam tak kan pernah lekang

Ahlan bikum Ya Syahras Shiyam………………..

Ramadhan telah datang

Menghantarkan pesona gemilang

Meraih selongsong harapan panjang

Laksana gemerlapnya bintang-bintang

Ahlan bikum Ya Syahral gufran………………..

Kan ku abdikan diri pada sucinya bulan

Dimana segala amal dilipatgandakan

Dan Asma-Mu dikumandangkan

Untuk ungkapkan segala asa dan harapan

(Malang, 28 Juli 2010)

Hikmah Puasa dalam Tinjauan Teori Maslow


Oleh Syafaat

Maslow adalah seorang pakar psikologi terkenal berkebangsaan Amerika Serikat, dia lahir di New York. Teori Maslow yang banyak dikutip adalah hirarki kebutuhan manusia; (1) kebutuhan fisiologis (lapar, haus, mengantuk, biologis), (2) kebutuhan rasa aman, (3) kebutuhan untuk memiliki dan mencintai, (4) kebutuhan harga diri (kompetensi, status dan prestasi), (5) aktualisasi diri (memiliki karya monumental), dan (6) kebutuhan rasa ingin tahu dan memahami.

Perintah puasa Ramadhan didasarkan pada al-Quran surat al-Baqarah 186 “kutiba alaikumus shiyam” (diwajibkan atas kalian berpuasa).

Kata “shiyam” dan “shaum” sebenarnya dalam bahasa Arab memiliki beberapa arti. Misalnya, mogok bicara, mogok jalan, angin yang tak berhembus. Namun, para ulama mendefinisikan kata “shiyam” tersebut sebagai “upaya pengendalikan diri dari makan, minum, dan hubungan seksual”. Imam Ghazali mengkatagorikan puasa yang semacam itu ke dalam puasa umum. Dalam teori Maslow juga demikian bahwa basic needs semua manusia adalah makan, minum dan sex. Karenanya, banyak problem kemanusiaan diakibatkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan dasar tersebut. Continue reading

Filantrofi Ramadhan


Oleh Syafaat


Marhaban ya Ramadhan”, itulah ungkapan yang sering terucap, tertulis bahkan terngiang dalam sanubari setiap muslim menjelang tibanya bulan puasa. Ia bagaikan makhluk hidup yang bergerak merangkak mendekati kita. Ia layaknya seorang idola yang dielu-elukan dengan lambaian tangan dari kejauhan oleh para penggemarnya. Ramadhan telah dipersonifikasi sedemikian rupa oleh kaum muslimin seolah menjadi sosok makhluk yang hidup dan bergerak, sehingga dirasa begitu akrab berharap agar selalu dapat bersua dengannya.

Dalam kehidupan sehari-sehari siapapun pasti merasa betah dan enjoy bergaul dengan sahabat yang filantrofis (dermawan). Di kala susah dia siap membantu, di saat senang pun akan menambah suasana lebih happy. Ibarat manusia, Ramadhan juga hadir dengan sifat filantrofisnya. Betapa tidak, kehadirannya begitu dirindukan siapapun, kebahagiannya memercik ke manapun, keteduhannya menaungi tempat manapun.

Di bulan Ramadhan hampir semua lapisan masyarakat muslim –termasuk sebagian masyarakat non muslim- merasa diuntungkan, mulai dari pedagang asongan, karyawan, mahasiswa, konglomerat, ustadz sampai pejabat, semua diuntungkan dengan kedatangan Ramadhan. Seorang mahasiswa, misalnya, saat masuk bulan puasa, mulai bersuka cita karena ia sudah mengendus aroma liburan panjang di akhir Ramadhan yang akan melepaskan segala kepenatan mereka dalam menjalani tugas belajarnya. Seorang pegawai dan karyawan segera melakukan kalkulasi berapa THR dan parcel yang akan diterimanya. Tak ketinggalan pula, seorang anak jalanan siap mendapatkan buka puasa gratis serta bingkisan lebaran dari para dermawan. Barangkali hanya pengelola tempat-tempat diskotik dan tempat maksiat lainnya yang merasa dirugikan lantaran jam operasinya dibatasi oleh aparat sementara waktu. Hampir semua roda kehidupan masyarakat di bulan Ramadhan mengalami eskalakasi dan akselerasi sesaat, baik aspek ekonomi, sosial, spritual dan keamanan. Roda perekonomian jelas menggeliat bangkit, para pelaku ekonomi, pembeli dan penjual, semua dimanjakan oleh situasi itu. Lihat saja pasar mana yang tidak ramai dikerumuni pengunjung, mulai pagi sampai malam hari. Coba hitung berapa rata-rata kenaikan keuntungan para pedagang di pasar dan supermarket, lebih-lebih pada tujuh hari menjelang hari raya. Continue reading